Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Senin, September 14, 2009

Ciri dari Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup

Ada beberapa ciri dari pembelajaran pendidikan kecakapan hidup menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yaitu sebagai berikut:

  1. Terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar.
  2. Terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama.
  3. Terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar usaha mandiri dan usaha bersama.
  4. Terjadi proses penguasaan kecakapan personal, sosial, vokasional, akademik, manajerial serta kewirausahaan.
  5. Terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar, hingga menghasilkan produk bermutu.
  6. Terjadi proses interaksi saling belajar dari para ahli.
  7. Terjadi proses penilaian kompetensi.
  8. Terjadi pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama.

Apabila dihubungkan dengan pekerjaan tertentu, life skills dalam lingkup pendidikan nonformal ditujukan pada penguasaan vokasional skills yang intinya terletak pada penguasaan keterampilan secara khusus (spesifik). Apabila dipahami dengan baik, maka dapat dikatakan bahwa life skills dalam konteks kepemilikan keterampilan secara khusus sesungguhnya diperlukan oleh setiap orang. Ini berarti bahwa program life skills dalam pemaknaan program pendidikan nonformal diharapkan dapat menolong mereka untuk memiliki harga diri mencari nafkah dalam konteks peluang yang ada di lingkungannya.


http://pkbmpls.wordpress.com/2008/02/06/ciri-pembelajaran-pendidikan-kecakapan-hidup-life-skills

Lanjutnya..

Melestarikan Ekosistem Danau Toba


Selain terkesan eksotis, bukit batu yang mengelilingi Danau Toba sebenarnya membuat miris. Memang aura mistis Danau Toba juga datang dari bukit-bukit berbatu tersebut. Terlebih satu di antara bukit-bukit tersebut, Pusuk Buhit, dipercaya sebagai tempat orang Batak, suku terbesar yang mendiami kawasan ekologis Danau Toba, pertama kali turun ke bumi.

Rasa miris tersebut timbul karena melihat tingkat vegetasi pepohonan di bukit-bukit tersebut sangat kurang. Hanya terlihat beberapa pucuk pinus, yang jika musim kemarau sebagian di antaranya meranggas, warnanya berubah menjadi coklat kemerahan. Selain pinus, bukit-bukit tersebut hanya tertutup ilalang. Padahal, itulah daerah tangkapan air utama Danau Toba, terutama di sisi selatan hingga barat daya danau.

Bukit-bukit yang mengelilingi Danau Toba tersebut, terutama di wilayah Kabupaten Samosir, dianggap ahli geologi terbentuk akibat proses vulkanis letusan Gunung Toba ribuan tahun silam. Menurut Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sumatera Utara Jonathan Tarigan, bukit-bukit batu itu tertutup lapisan silika sebagai akibat letusan Gunung Toba.

”Seperti kaca, lapisan silika dengan mineral diatomit yang melapisinya membuat bukit-bukit tersebut memang sulit ditanami pepohonan keras. Akan tetapi, masih tetap banyak lapisan tanah di bukit tersebut. Kami pernah mengadakan riset geologis untuk kepentingan konservasi lingkungan di kawasan tersebut dan sangat mungkin bukit-bukit itu bisa ditutup dengan pepohonan keras, selain pinus,” ujar Jonathan.

Jonathan prihatin karena upaya konservasi untuk menyelamatkan kawasan tangkapan air Danau Toba tak jua dilakukan. Kawasan Danau Toba yang secara administratif ”dikuasai” tujuh kabupaten membuat upaya penghijauan selalu kandas ketika dibicarakan di antara ketujuh penguasa kabupaten tersebut.

Sekarang keprihatinan itu tampaknya coba ditanggapi Pemerintah Kabupaten Samosir. Sabtu (5/9), secara resmi Pemkab Samosir mencanangkan strategi pembangunan wilayah secara kolaboratif dengan menggabungkan pendekatan budaya dan konservasi lingkungan hidup. ”Kami sadar, membangun Samosir harus memerhatikan konservasi sumber daya alam. Hutan, tanah, dan air harus kami lindungi karena kami berada di daerah hulu dari sekian banyak daerah aliran sungai yang bermata air di Danau Toba,” ujar Bupati Samosir Mangindar Simbolon seusai pencanangan kegiatan di situs Batu Hobon.

Menginjak bumi

Sejak hari Jumat hingga Sabtu menjelang petang, di situs Batu Hobon ribuan warga Samosir berkumpul. Batu Hobon terletak di lingkar Pusuk Buhit. Di Batu Hobon inilah konon orang Batak pertama kali menginjakkan kaki ke bumi. Raja Bius (gabungan/konfederasi antarkampung) dari 12 kecamatan yang ada di Samosir juga hadir di Batu Hobon hari itu. Dalam budaya Batak, Raja Bius adalah sosok pemimpin yang mengatur penggunaan tanah (golat) dalam satu bius. Dia juga menjadi protokol dalam sebuah upacara adat.

Kehadiran Raja Bius dan ribuan warga Samosir di Batu Hobon tak hanya mengikuti acara pencanangan strategi pembangunan wilayah secara kolaboratif, menggabungkan pendekatan budaya dan konservasi lingkungan hidup. Mereka juga hadir karena dalam acara tersebut Pemkab Samosir bersama Lembaga Konservasi Situs dan Budaya Kabupaten Samosir menggelar Mangase Taon atau pesta mengawali tahun baru dalam kalender Batak Toba.

Mangase Taon menjadi upacara yang sangat simbolis bagi komitmen Pemkab Samosir mengedepankan pendekatan budaya dan lingkungan hidup dalam membangun wilayah di tengah Danau Toba tersebut. Di hadapan ribuan warga dan semua Raja Bius di Samosir, Mangindar atas nama Pemkab Samosir berjanji akan menggunakan kearifan lokal dalam membangun wilayahnya. ”Ini sebagai wujud agar masyarakat lebih bisa mengambil peran,” katanya.

Batu Hobon dipilih karena kesakralan dan nilainya dalam budaya Batak. Komitmen atau janji yang terucap di Batu Hobon, apalagi disertai ritual Mangalahat Horbo Bius atau memberi persembahan kerbau untuk Mulajadi Nabolon (Sang Kuasa), harus ditepati. ”Salah-salah, orang yang main-main dengan ritual ini bisa kehilangan nyawanya,” ujar Alimantua Limbong, penabuh gondang dalam ritual tersebut.

Alimantua menuturkan, budaya dan tradisi lokal Batak sangat dekat dengan alam. Dia pun menghargai jika memang pemerintah daerahnya berniat menjadikan budaya sebagai pegangan membangun wilayah. ”Dari acara yang digelar di Batu Hobon saja sudah menggambarkan penghormatan terhadap situs budaya,” katanya.

Bentuk nyata strategi kolaboratif pengelolaan lingkungan di Samosir adalah upaya merevitalisasi budaya Batak dan kearifan lokal. Mangindar mengakui, kearifan lokal dalam budaya Batak sempat terkikis sejak abad ke-18, bersamaan dengan masuknya pengaruh agama Kristen ke pedalaman Tapanuli.

Menurut Mangindar, sempat ada persepsi yang salah terhadap kepercayaan lokal. Dia mencontohkan, dahulu di Samosir banyak terdapat situs budaya yang dikelilingi pepohonan rimbun. ”Kepercayaan dulu mengatakan, pohon-pohon tersebut ada penunggunya sehingga orang tak mau mengganggu. Padahal, kalau direnungkan, itu kearifan lokal agar kita tak menebang pohon-pohon tersebut. Namun, karena ada persepsi yang salah dari agama baru yang masuk, kearifan tersebut dianggap sebagai penyembahan selain Tuhan sehingga pepohonan itu harus ditebang,” ujar Mangindar.

Persepsi salah

Persepsi yang salah terhadap kearifan lokal tersebut, menurut Mangindar, harus dibayar mahal. ”Sekarang pohon-pohon endemis di Samosir yang dipercaya sebagai pepohonan khas bagi orang Batak sudah tak banyak lagi,” katanya.

Jauh sebelum pemerintah mencanangkan program ”satu orang satu pohon”, makna penting menanam pohon bagi masyarakat Batak tertanam sangat dalam di kehidupan mereka. ”Setiap kali orang Batak membuka kampung untuk pertama kali, bambu dan pohon beringin harus ikut ditanam. Pohon beringin bahkan harus ditanam di setiap sudut kampung. Itulah pohon yang menjaga kehidupan kampung kami dulu,” tutur Mangindar.

Hal itulah yang ingin kembali dihidupkan Pemkab Samosir. Menjaga kelestarian ekosistem Danau Toba, terlebih di daerah tangkapan air seperti di sebagian besar wilayah Kabupaten Samosir, dengan pendekatan budaya. Demi menggunakan kearifan lokal untuk melakukan konservasi kawasan ekosistem Danau Toba, Pemkab Samosir berani menolak investasi industri besar-besaran di kabupaten tersebut.

Padahal, tak jauh dari Samosir, di kabupaten tetangga seperti Humbang Hasundutan atau Simalungun, ribuan hektar hutan yang dulu menjadi gantungan hidup masyarakat kini berubah menjadi hutan produksi dengan jenis tanaman homogen eucalyptus untuk kepentingan pabrik bubur kertas. Pabrik ini berdiri megah di hulu Sungai Asahan yang bermuara langsung ke Danau Toba di kawasan Kabupaten Toba Samosir.

”Kami tak mau ada industri besar-besaran di Samosir. Kerusakan lingkungan hidup ka- mi jadi taruhannya. Kami justru akan berpihak kepada industri kecil dan mikro seperti kerajinan hasil budaya kami. Ini sejalan dengan pendekatan budaya yang kami pakai membangun Samosir,” ujar Mangindar.

Sebagai kabupaten seumur jagung, Samosir baru terbentuk sebagai kabupaten lima tahun silam, Mangindar tak mau siapa pun yang kelak memimpin daerah ini tak punya pegangan.

Pemkab Samosir sebenarnya menyiapkan desain besar strategi pengelolaan kawasan ekosistem Danau Toba dengan menggunakan pendekatan budaya, tak hanya untuk wilayahnya. Enam kabupaten lain, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Dairi, Karo, dan Simalungun, diajak ikut serta. Keenam daerah tersebut, seperti halnya Samosir, menjadi teritori alamiah bagi orang Batak. ”Kearifan lokal kami sama. Budaya Batak sesungguhnya teramat dekat dengan alam,” ujar Mangindar.

Upaya Pemkab Samosir juga mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Pejabat dari Departemen Dalam Negeri yang hadir dalam pencanangan tersebut mengaku sangat mengapresiasi niat Pemkab Samosir.

”Jangan mencontoh apa yang dilakukan pemerintah daerah terhadap pengelolaan kawasan Puncak. Kawasan yang mestinya menjadi daerah resapan air justru penuh dengan bangunan vila. Puncak tak menjadi daerah tangkapan air dan berakibat pada terjadinya banjir di wilayah- wilayah yang berada di bawahnya,” kata Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pembangunan Koesnan A Halim.

Sayang acara pencanangan strategi pengelolaan kawasan ekosistem Danau Toba di Pusuk Buhit tak dihadiri satu pun bupati tetangga. Namun, Pemkab Samosir tak patah arang. Menurut Mangindar, ketidakhadiran bupati tetangga, lebih karena acara pencanangan digelar pada bulan puasa sehingga banyak kesibukan yang harus dihadapi rekan-rekannya itu.

Budayawan Batak seperti Tomson HS mengaku sangat menghargai upaya Pemkab Samosir. Revitalisasi budaya Batak, menurut Tomson, tak hanya selesai di acara seminar, tetapi juga teraplikasikan sebagai pendekatan membangun wilayah.



http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/14/03024336/melestarikan.ekosistem.danau.toba.

Lanjutnya..

1.745 Lembaga Kursus Ternyata Tidak Terdaftar!

JAKARTA, Sebanyak 1.745 dari sekitar 2.000 lembaga kursus di DKI Jakarta ternyata belum memiliki nomor induk lembaga kursus (nilek) yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sejauh ini, tercatat baru 255 lembaga kursus yang sudah mengantonginya.

Seperti diberitakan sebelumnya (Kompas.com, 4 September 2009), Direktur Lembaga Kursus Ditjen Pendidikan Formal dan Informal (PNFI) Depdiknas Wartanto mengatakan, lembaga-lembaga kursus yang ada di seluruh Tanah Air akan ditertibkan oleh Direktorat Lembaga Kursus Departemen Pendidikan Nasional dengan menerapkan nilek.

"Selama ini, pemerintah pusat tidak memiliki kendali terhadap mutu layanan lembaga kursus karena semua proses perizinan dilakukan di pemerintah kabupaten atau kota," ujar Wartanto, sehubungan dengan banyaknya lembaga kursus "papan nama" yang didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan block grant dari pemerintah pusat.

“Dengan adanya Nilek, Depdiknas bisa mengontrol dan memantau lembaga kursus, terutama program nonformal yang akan diberikan kepada mereka,” ujar Suharsono, pengelola lembaga kursus Grup Pertiwi, di Jakarta, Rabu (9/9).

Menurutnya, lembaga yang memiliki nilek akan mendapat perhatian dan pengawasan dari pemerintah untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitasnya. Pemerintah yang memiliki banyak program akan memilih lembaga kursus yang dinilai layak menerima bantuan program tersebut.

Depdiknas sendiri akan memilih lembaga kursus yang memiliki nilek. Menurut Suharsono, kini pemerintah daerah banyak mengeluarkan izin pendirian lembaga kursus, tetapi lembaga yang berkualitas atau lembaga kursus yang asal jadi tidak terpantau serta terdata.

Bantuan pemerintah

Terkait pendataan tersebut, Depdiknas akan memberikan bantuan jika mengetahui profil, manajemen mutu, dan lulusan lembaga kursus. Selain itu, nilek juga digunakan untuk mendata ulang dan menilai kinerja lembaga kursus yang ada.

Hal itu dibenarkan oleh Humas LBPP LIA Ismarita Ramayanti. LIA adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang usianya kini sudah 50 tahun. Lembaga ini sudah dua kali memperoleh bantuan tersebut dari pemerintah.

"Melalui proposal berupa hasil evaluasi kinerja kami dari berbagai bidang," ujar Ismarita di Jakarta, Kamis (10/9).

Sementara itu, menurut Suharsono, Grup Pertiwi yang dikelolanya kini memiliki 25 cabang lembaga kursus dan 16 waralaba lembaga kursus. Sebagian besar lembaga kursus yang dipimpinnya itu sudah memiliki nilek, sedangkan yang lainnya masih dalam proses pendaftaran. Lembaga kursus dalam kelompok Pertiwi antara lain kursus bahasa Inggris BBC yang sudah berusia 30 tahun, lembaga bimbingan belajar, dan lembaga kursus kalkulus.

“Agar lembaga kursus bisa terpantau dibuat sistem, bukan hanya pemerintah yang bisa memantau, tetapi juga masyarakat,” timpal Wartanto.

Dia menambahkan, kewajiban lembaga kursus memiliki nilek sebagai salah satu upaya mewujudkan tertib administrasi, transparansi, dan profesionalisme dalam penyelenggaraan kegiatan kursus itu sendiri. Dengan demikian, lanjut Wartanto, lembaga yang tidak memiliki nilek tidak bisa lagi memperoleh bantuan dari pemerintah.


http://www.pnfi.depdiknas.go.id

Lanjutnya..

Pemberdayaan Untuk Buta Aksara

Cilegon, Pemberantasan buta aksara tidak lagi cukup untuk membuat warga yang belum melek huruf mampu membaca dan menulis. Program itu mesti diarahkan dan iintegrasikan sebagai upaya memberdayakan masyarakat agar menjadi lebih sejahtera.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional Hamid Muhamad dalam peringatan Hari Aksara Internasional Ke-44 di Cilegon, Banten, Selasa (8/9). Hadir dalam acara tersebut Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta, dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

Sejak tahun ini upaya pemberantasan buta aksara diintegrasikan untuk membuat warga berdaya dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan kehidupan berbangsa. Tantangan sekarang juga membuat warga berdaya memperbaiki taraf hidup, kata Hamid. Tahun 2004 penyandang buta aksara usia 15 tahun ke atas berjumlah 15,4 juta orang, tahun ini tinggal sekitar 7,7 juta orang.

Fokus pemberantasan buta aksara, terutama di daerah transmigrasi, pesisir, sekitar hutan, dan kepulauan adisional, serta komunitas adat terpencil.

Bambang Sudibyo menyatakan, pemberantasan buta aksara merupakan salah satu fokus penting untuk memperbaiki indeks pembangunan manusia. Berhasilnya program pemberantasan buta aksara akan membuat warga percaya diri dan berdaya untuk keluar dari kemiskinan dan keterbelakangan.

Husnul Chotimah (50), warga Cilegon, mengatakan, kemampuan membaca dan menulis yang didapat dari program keaksaraan fungsional selama enam bulan membuatnya lebih percaya diri. Ditambah dengan pemberian keterampilan memasak, Husnul mampu berwirausaha kecil-kecilan kue-kue di warung.

Sekarang saya sudah bisa membaca resep sehingga tahu membuat kue dengan benar. Program seperti ini sangat berarti buat masyarakat miskin yang tidak pernah mengenyam sekolah. Mereka tidak bisa bayar uang sekolah, kata Husnul.

Pada peringatan Hari Aksara Internasional, Depdiknas memberikan penghargaan kepada sejumlah gubernur dan wali kota/bupati yang dinilai mendukung pemberantasan buta aksara. Tanpa dukungan pemerintah daerah, baik dalam pendanaan maupun kelembagaan, pemberantasan buta aksara di daerah-daerah tidak maksimal.

Ratu Atut mengatakan, pemberantasan buta aksara di Banten berjalan baik dan mencapai sasaran. Sekitar lima tahun lalu warga buta aksara mencapai 500.000 lebih warga, pada tahun ini bisa berkurang tinggal sekitar 155.000 warga.

Kini Banten bisa masuk dalam sepuluh besar provinsi yang terkecil memiliki penyandang buta aksara. Prestasi ini cukup menggembirakan dan mesti terus ditingkatkan agar semua warga melek aksara kata Atut.

http://www.bpplsp-reg5.go.id

Lanjutnya..

Minggu, September 13, 2009

Kereta Peluru Menumpang Ferry


Rodbyhavn - Truk container masuk kapal ferry, itu sudah biasa. Tapi kalau kereta peluru masuk kapal ferry, Jerman punya teknologinya.

Kereta peluru Jerman, Inter City Express (ICE) memiliki trayek dari Hamburg, Jerman, menuju Copenhagen, Denmark. Perjalanan kereta ini harus melintasi sebuah selat selebar 18,6 km di Laut Baltik untuk menyeberang ke Denmark.

Agar bisa menyeberang, ICE menumpang kapal ferry yang didesain khusus. Kapal ferry ini milik perusahaan Scandlines yang memiliki jalur penyeberangan dari Rodbyhvn, Denmark menuju Puttgarden, Jerman.

Kapal ferry Scandlines ini panjangnya 142 meter. Kereta ICE Hamburg-Copenhagen pun hanya terdiri dari 4 gerbong agar muat ke dalam kapal ini. Wartawan detikcom, Fitraya Ramadhanny mencoba pengalaman unik ini saat menyeberang dari Rodbyhavn ke Puttgarden, Sabtu(22/8/2009).

Rel kereta memang sudah dibuat sampai ke ujung dermaga. Begitu kapal ferry siap, ICE pun perlahan lahan masuk ke lambung kapal. Ukurannya memang pas untuk 4 gerbong kereta. ICE berbagi ruang dengan truk di dek pertama. Dek tingkat kedua diperuntukan mobil dan kendaraan lain. Sementara Dek tingkat 3 dan 4 untuk para penumpang.

Melalui pengeras suara, seluruh penumpang diminta turun dari kereta dan bergabung dengan penumpang lain di Dek 3 dan 4. Ini adalah bagian dari prosedur keselamatan, ada semacam denda jika penumpang tetap berada di dalam kereta atau mobil.

Pengunjung dijamin tidak bosan selama penyeberangan ini. Di dek 3 tersedia restoran dan mini market untuk mengisi perut. Anak-anak pun bisa bermain di tempat permainan anak-anak. Mereka yang ingin melihat pemandangan dengan bebas, bisa naik ke dek 4.

"Ini adalah pengalaman unik, naik kereta kemudian langsung menyeberang dengan kapal ferry," ujar Jiro Okamoto (45), turis asal Jepang kepada detikcom.

Perjalanan menyeberang selat ditempuh dalam 45 menit. Menjelang tiba di Puttgarden, penumpang diminta kembali ke dalam kereta. Setelah kapal berlabuh, kereta peluru ICE pun kembali melesat menuju Hamburg.

dari www.detiknews.com

Lanjutnya..

Mengapa Bahasa Inggris Penting ??

Mungkin Anda memiliki berbagai alasan untuk tidak meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda: Anda terlalu sibuk, bahasa Inggris terlalu sulit atau Anda tidak membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris. Tetapi Anda salah! Temukan berbagai alasan mengapa bahasa Inggris penting bagi Anda dan juga orang lain!

Mendapatkan (jauh) lebih banyak teman

Bila Anda dapat berbahasa Inggris, maka Anda dapat berbicara dengan lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia. Itu bukan jumlah teman yang sedikit tentunya! Satu di antara empat orang di dunia berbicara paling tidak sedikit bahasa Inggris, dan jumlah yang belajar terus bertambah. Misalnya, di Cina sendiri, jumlah orang yang belajar bahasa Inggris telah melampaui jumlah seluruh penduduk Amerika Serikat. Bila Anda menguasai bahasa Inggris, Anda dapat chatting secara online, menulis surat dan berkeliling dunia – menggunakan satu bahasa!



Mempercepat kemajuan karir Anda

Kebanyakan bisnis internasional dilakukan dalam bahasa Inggris. Jika Anda menginginkan jabatan managerial di perusahaan multinasional, kemungkinan besar Anda akan dituntut untuk dapat berbahasa Inggris. Sejumlah perusahaan bergengsi bahkan sekarang menetapkan nilai IELTS atau TOEFL minimum bagi para calon pelamar pekerjaan. Dan lagi, bahasa Inggris tidak hanya penting bagi para pelaku bisnis. Dunia teknologi, penerbangan, pariwisata dan diplomatik bergantung erat kepada bahasa Inggris.

Menanyakan jalan di 75 negara

Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi atau paling tidak memiliki kedudukan khusus di 75 negara dan digunakan di lebih dari 100 negara. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional untuk bisnis, olahraga, akademik, ilmu pengetahuan, teknologi, periklanan dan diplomatik. Kuasai bahasa Inggris dan Anda dapat pergi ke mana saja, melakukan apa saja!

Membuka jendela dunia lebih lebar

Banyak buku, majalah dan surat kabar yang hanya tersedia dalam bahasa Inggris. Banyak pula buku berbahasa asing yang hanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Jika Anda dapat membaca bahasa Inggris, Anda akan memiliki pilihan bacaan yang jauh lebih beragam; sama pula halnya dengan film.

Menaklukkan internet

Anda mungkin berpikir bahwa banyak situs yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tetapi kenyataannya, 80% informasi elektronik hanya tersedia dalam bahasa Inggris. Sedangkan 20% bagian yang lainnya itu tidak semuanya didominasi oleh bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa asing non-Inggris lain, seperti bahasa Cina, bahasa Jepang, bahasa Perancis dan sebagainya. Jadi bayangkan hanya berapa persen dari seluruh informasi di internet yang tersaji dalam bahasa Indonesia.

Menjadi ilmuwan

Para peneliti dan ilmuwan di seluruh dunia berkomunikasi satu sama lain dalam bahasa Inggris. Konferensi ilmiah diadakan dalam bahasa Inggris dan hasil-hasil penelitian juga dipublikasikan dalam jurnal berbahasa Inggris. Lebih dari dua pertiga ilmuwan di seluruh dunia membaca dalam bahasa Inggris.

Mengejar kesempatan di luar negeri

Ada ribuan program belajar, bekerja dan sukarelawan di seluruh dunia, tetapi hampir seluruhnya hanya ditawarkan kepada mereka yang menguasai bahasa Inggris. Dunia yang penuh dengan kesempatan terbuka bila Anda berbicara bahasa Inggris.


Kunjungi Situs ini... atau Tempat ini...

English First (EF)


Lanjutnya..

Sabtu, September 12, 2009

Satu Anak Satu Laptop ?


Hampir semua dari dua-milyar anak-anak di negara yang sedang berkembang pendidikannya adalah urang, atau tidak menerima pendidikan sama sekali. Satu antara tiga tidak lulus kelas lima SD.

MissionKonsekwensi individu dan sosial oleh krisis global ini adalah sangat signifikan (profound). Anak-anak terikat di dalam kemiskinan dan isolasi — seperti orang tuanya — dan tidak pernah tahu pengaruh kehidupan mereka yang dapat menjadi dari "the light of learning" (sinar pendidikan). Selama ini, pemerintah-pemerintah mereka berjuang untuk berkompetisi di dunia global dan ekonomi informasi global yang cepat merubah, yang dibeban oleh "urban underclass" (masyarakat kota) yang terus meningkat dan tidak dapat mandiri, maupun berkontribusi, karena mereka tidak mempunyai alat-alat untuk melakukan itu.

diambil dari http://e-pendidikan.com/olpc-xo.html


'Analisis yang punya Blog ini' :
Memang kita rasakan bahwa pendidikan di negara berkembang pada umumnya, dan di Indonesia Tercinta pada khususnya, sangat kurang. Dari beberapa segi dapat dilihat. Fasilitas Pendidikan, dan fasilitas pendidikan. Kenapa saya sebut dua kali ? Karena itu elemen yang paling penting. Fasilitas yang pertama adalah Guru. Guru harus benar-benar berdedikasi kepada pendidikan, bukan semata-mata menjadi guru, gaji terjamin jika sudah diangkat menjadi Pegawai Negri. Namun seorang Guru seharusnya memperhatikan benar kondisi pendidikan saat ini. Mungkin kita dapat acungkan jempol kepada Guru yang mengajar di sekolah gratis. Seperti di film 'Laskar Pelangi' yang sempat boom tahun kemarin. Hemat saya, Guru yang seperti tokoh perempuan guru di film itu.
Kedua adalah Sekolah. Ada Guru, tapi tidak ada tempat mengajarnya ? Apakah di tempat terbuka ? Memang ada, tapi tidak akan efisien apabila di jalankan bersebelahan dengan yang namanya Cuaca. Kadang Hujan, Panas, berangin, bisa membuat tubuh rusak. Jadi, Tempat, juga penting.
Ketiga, Duit alias Uang. Ada yang bilang bahwa Keuangan Yang Maha Kuasa, bisa jadi itu benar. Tapi menjadi tidak benar apabila kita salah mengartikan.
Berkaitan dengan judul di atas, Satu anak satu laptop, dapat kita bayangkan apabila itu terjadi di Indonesia. Akankah anak-anak tidak kaget dengan teknologi itu. Kalau anak dari keluarga berada, mungkin akan familiar dengan laptop, dan bahkan mereka bisa membeli sebuah. Namun jika seorang anak yang biasa menulis di sepenggal kertas, ditemani sepucuk pensil, apakah tidak akan rumit ? Akan butuh waktu untuk sosialisasi, dan akan agak lama. Jadi, kok enggak dari dulu ??

Hanya itu saja pendapat dari saya. Apabila ada pendapat lain, masukan, dan kritik, silahkan beri komentar.

Lanjutnya..

Michael Jordan, Sang Legenda Basket

Dunia olahraga mengenal beberapa nama sebagai legendanya masing-masing. Tinju ada Mohammad Ali. Sepakbola ada Pele dan Maradona. Golf ada nama Tiger Woods. Balap F1 ada Michael Schumacher. Dan, di bola basket, ada satu nama yang dianggap paling berpengaruh hingga sekarang, Michael Jordan.

Untuk satu nama terakhir, meski sudah pensiun dari olahraga yang membesarkannamanya, namun dirinya seolah tak tergantikan. Beberapa nama yang dianggap sebagai the next Jordan-di arena basketball Amerika, NBA-tetap tak bisa menggantikan ketenarannya. Nomor kaosnya-23-hingga kini juga digantung di langit-langit hall of fame sebagai bentuk penghargaan atas prestasinya.


Michael Jordan memang sosok yang sangat komplit. Di dalam lapangan,kemampuannya tak diragukan lagi. Berbagai atraksi menarik disuguhkan saat bertanding. Ia bahkan disebut-sebut bukan lagi sebagai seorang atlet, melainkan sudah menjadi aktor film yang mengundang decak kagum penontonnya. Karena itu, tak heran, kala ia pernah memutuskan pensiun dini-pada tahun 1993-jumlah penonton basket di dunia menurun.

Dunia basket seakan kehilangan ruhnya. Tak urung, komentar yang meminta MJ kembali ke lapangan terus bergema. Dan, hal itu akhirnya diwujudkan oleh MJ dengan bergabung lagi ke tim Chicago Bulls pada tahun 1995. "Saya mundur karena merasa sudah tak ada tantangan lagi. Dan saya kembali lagi karena saya merasa kini ada tantangan baru," sebut MJ dalam sebuah wawancara.

Sosok MJ memang fenomenal. Jika beberapa orang merasa kurang nyaman saat bertemu dengan halangan dan rintangan, ia justru mencarinya. Misalnya, ketika ia kembali dari pensiunnya, secara tidak langsung, ia menantang pemain basket yang dianggap sebagai penggantinya, Kobe Bryant. Dalam sebuah pertandingan para bintang, ia beraksi mencoba menundukkan juniornya tersebut.

Hal tersebut juga ditunjukkan ketika masa awal kuliah. Karena tak punya tinggi badan yang memadai untuk masuk tim utama, dirinya sempat disingkirkan. Namun,bukannya merasa putus asa, ia terus berlatih sendiri hingga tinggi badannya mencukupi. Meski masih dianggap kurang ideal, ia mampu mencetak skor meyakinkan sehingga akhirnya jadi pilihan utama. "Saya dapat menerima kegagalan, tapi saya tidak dapat menerima jika saya belum mencoba," sebut MJ mengungkap rahasia suksesnya.

Tantangan dan halangan memang sering justru jadi penguat dirinya untuk mencapai prestasi. Pernah, ketika ia mulai masuk di tim profesional NBA, karena mempunyai prestasi cemerlang, ia justru sempat "dikucilkan" oleh pemain senior. "Saat kita ingin mencapai sesuatu, pasti akan ada halangan. Saya juga menjumpainya seperti juga orang lain. Tapi, seharusnya itu tak perlu menghentikan kita. Seperti saat mendapati tembok, jangan berpikir menyerah, tapi coba lompati dan lewati," ungkap MJ. Dengan keyakinan inilah, MJ mampu mengubah tantangan itu sebagai batu loncatan mencapai sukses yang lebih maksimal.

Kini, nama MJ sangat lekat sebagai ikon NBA. Tak urung, legenda basket lain seperti Larry Bird pun hingga sampai mengomentari, "Dewa menyamar sebagai Michael Jordan." Prestasi fenomenalnya membuat ia sering diundang untuk menyemangati banyak orang dalam berbagai bidang. "Saya sudah lebih dari 9000 kali gagal melakukan tembakan. Saya sudah hampir 300 kali kalah dalam pertandingan. Setidaknya, 26 kali saya dipercaya untuk menjadi algojo penentu
kemenangan dan saya gagal. Saya gagal terus dan terus dalam hidup saya. Dan,justru karena itulah saya sukses," sebut MJ dalam beberapa kali pidatonya.

Lanjutnya..